Mencontoh Karakter Rasulullah SAW sebagai Pemimpin, ini yang Harus Dilakukan Umat Islam

Khazanah  
Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.
Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.

Destinasi.republika.co.id – Guru Besar Manajemen Pembangunan Pesisir dan Lautan-IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS diundang sebagai narasumber Diskusi Ba’da Shalat Shubuh bertajuk “Prinsip Kepemimpinan Untuk Menatap Masa Depan” yang diadakan di Masjid At-Taqwa Cirebon, Ahad (23/10/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Prof Rokhmin mengupas karakter Rasulullah SAW sebagai pemimpin. Yakni, IMTAQ kepada Allah SWT; jujur (shidiq); dapat dipercaya (amanah); kompeten, cerdas, dan visioner (fathonah); dan mampu menyampaikan dengan hikmah (tabligh).

“Selain itu, sabar; meskipun kaya raya, hidup sederhana (harta dan ilmu nya untuk kemaslahatan umat manusia dan alam semesta); dan menyayangi umat (rakyat)-nya lebih dari mencintai diri, keluarga, apalagi kelompoknya,” ujar Prof Rokhmin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ia lalu menyebutkan misi dan tugas pemimpin Islami dalam memimpin negara. Pertama, berdasarkan pada Alquran, Hadits, dan Ijma para Ulama Husnul Khatimah (Syariah Islam), serta Pancasila, ia menyusun dan melaksanakan konsep pembangunan seutuhnya: (1) Ekonomi, (2) Sosbud (SDM), (3) Lingkungan Hidup, dan (4) POLHUKAM (lihat Diagram dibawah ini)  Supaya Negara menjadi “Baldatun Toyyibatun Warrobun Ghofur” (Maju, Adil-Makmur, Berdaulat, dan Diberkahi Allah) dengan 11 IKU (Indikator Kinerja Utama = Key Performance Indicators).

Kedua, melindungi warga negara non-Muslim dzimmi dari ketidak-adilan dan kedzaliman.

Ketiga, melindungi Islam dan umat Islam dari setiap gangguan dan ancaman, baik yang datang dari internal negara maupun dari bangsa asing. “Rasulullah SAW sebagai kepala negara memerangi dan mengusir Yahudi Bani Qainuna, karena mereka melecehkan kehormatan seorang Muslimah dan membunuh seorang pedagang Muslim. Selain itu, Rasulullah SAW juga mengusir Yahudi Bani Quraizhah, karena mereka bersekongkol dengan kaum musyrik Quraisy menyerang kaum Muslim – keduanya melanggar perjanjian bersama,” papar Prof Rokhmin.

Keempat, menjalin hubungan luar negeri (internasional). “Sejak masa Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayyah, Khilafah Abbsasiyah sampai Khilafah Utsmaniyah, pemerintahan Islam menjalankan hubungan dengan negara-negara lain di dunia, baik untuk misi dakwah menyebarkan Islam maupun kerja sama di berbagai bidang kehidupan,” kata Rokhmin.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh umat Islam saat ini dan ke depan? Rokhmin menyebutkan, setidaknya ada tujuh hal. “Yakni, melaksanakan Islam secara kaffah (keseluruhan) dan ittiba’ (menurut cara-cara Rasulullah Muhammad SAW, para Sahabat Nabi SAW, dan ulama yang benar),” ujar Rokhmin.

Selain itu, kata dia, senantiasa meningkatkan IMTAQ kepada Allah SWT; menjadi Muslim dan Muslimah dengan IMTAQ yang kokoh dan akhlak mulia; menuntut, menguasai dan mengamalkan IPTEK; memperkuat dan mengembangkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniah, dan Ukhuwah Basyariah; dakwah bil hikmah seperti Rasulullah SAW; dan waspada dengan istidraj.

“Istidraj adalah suatu keadaan seseorang yang tidak beriman kepada Allah dan kelakuannya maksiat bahkan melawan Allah. Tetapi kehidupan duniawinya nampak sukses: jabatan tinggi, harta melimpah, keturunan banyak, popularitas menjulang tinggi, dan kesenangan duniawi lainnya,” kata Prof Rokhmin Dahuri.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image