Penerbit Irfani Ngobrol Literasi Bareng Penulis Cirebon

Pendidikan dan Literasi  
Penerbit Irfani berkolaborasi dengan Komunitas 3 Pena menggelar Ngobrol Literasi & Sharing Bareng Penulis di Desa Jatipancur, Kabupaten Cirebon, Sabtu (5/11/2022). (Foto: Dok Penerbit Irfani)
Penerbit Irfani berkolaborasi dengan Komunitas 3 Pena menggelar Ngobrol Literasi & Sharing Bareng Penulis di Desa Jatipancur, Kabupaten Cirebon, Sabtu (5/11/2022). (Foto: Dok Penerbit Irfani)

Destinasi.republika.co.id-- Penerbit Irfani berkolaborasi dengan Komunitas 3 Pena menggelar Ngobrol Literasi & Sharing Bareng Penulis, Sabtu (5/11/2022). Kegiatan bertajuk "Membudayakan Literasi, Mencerahkan Negeri" ini digelar secara luring di Desa Jatipancur, Kabupaten Cirebon. Selain itu, kegiatan ini juga digelar secara live streaming di Instagram @penerbitirfani.

Dalam kesempatan itu, CEO Penerbit Irfani yang juga narasumber, Ahmad Soleh, memaparkan materi tentang “Menulis, Seni dan Jalan Hidup”. Menurut dia, menulis merupakan sebuah proses panjang.

Setiap penulis, kata penggagas Penerbit Irfani ini, memiliki cara dan jalan masing-masing dalam proses menghasilkan karyanya. “Sebab itulah menulis merupakan sebuah seni. Menulis membutuhkan keterampilan dan kreativitas,” kata Ahmad Sholeh.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pria kelahiran Cirebon yang karib disapa Kang Soleh ini juga membagikan pengalamannya dalam proses menulis dan menghasilkan karya. Dalam menulis, dia menjelaskan, seseorang perlu memulai dari hal-hal yang disukai dan dekat dengannya. “Tulislah sesuatu yang kita sukai dan dekat dengan kita. Agar prosesnya tentu tidak menjadi beban,” ujarnya.

Selain itu, dia juga menceritakan awal mula menggagas Penerbit Irfani. “Penerbit Irfani ini baru satu tahun, berawal dari menulis dan menerbitkan buku saya belajar mengenai penerbitan. Kemudian, saya memaparkan konsep dan gagasan penerbitan ini kepada salah satu owner Penerbit Irfani, namanya Kak Ega Saputra,” ujarnya.

Soleh melanjutkan, Penerbit Irfani yang berdomisili di Depok, Jawa Barat, ini sudah menerbitkan sejumlah buku dari para penulis di Tanah Air. “Menurut saya, penerbit indie harus menunjukkan kualitas yang baik. Tidak kalah dengan penerbit-penerbit besar,” tegasnya.

Penerbit Irfani pun hadir untuk membantu menjembatani para penulis dengan pembaca melalui karya-karyanya. “Para penulis buku indie jangan malu untuk menjual karyanya ke pasaran. Kita harus percaya diri, tunjukkan bahwa kita punya karya yang layak untuk dibaca,” kata dia menjelaskan.

Sebab itulah, kata dia, penulis mesti menjadikan menulis sebagai jalan hidup. Menurut dia, mental penulis mesti di-upgrade agar tidak minder dan malu dengan buku yang diterbitkan secara indie. “Berani menulis, maka harus berani menjual karyanya ke khalayak. Banyak penulis besar berawal dari menerbitkan buku indie,” ungkapnya.

Acara Ngobrol Literasi & Sharing Bareng Penulis ini juga melibatkan sejumlah penulis asal Cirebon. Di antara mereka yang hadir ialah Siti Ayu Ikasari yang juga menjadi narasumber tentang menulis buku puisi, Siti Khodijah yang bertindak sebagai moderator, dan Anton. Ketiganya merupakan penggerak Komunitas 3 Pena yang telah menerbitkan buku berjudul Pesan dari Cirebon Untukmu.

Selain itu, ketiga mahasiswa Institute Agama Islam (IAI) Cirebon tersebut juga menggagas beberapa event menulis buku antologi. Salah satunya telah melahirkan buku antologi puisi bertajuk Sajak Nusantara terbitan Penerbit Irfani yang melibatkan penulis-penulis dari berbagai daerah di Tanah Air.

Sementara itu, penulis dan pegiat Komunitas 3 Pena, Siti Ayu Ikasari, mengatakan, dalam menulis buku buku puisi, perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, penulis perlu menentukan tema tulisan. “Kita harus menentukan puisi-puisi itu tentang apa, mau kritik pemerintah, menyampaikan kerinduan kepada kekasih atau apa, itu harus ditentukan lebih dulu,” kata mahasiswi yang akrab disapa Ika ini.

Yang kedua, kata dia, penulis perlu menentukan gaya bahasa untuk mengungkapkan puisinya. “Gaya bahasa ini sangat penting untuk menentukan bahasa sastra, supaya pengungkapannya indah itu bagaimana,” kata dia, Sabtu (5/11).

Ketiga, ketika ingin menerbitkan buku puisi, Ika mengatakan, penulis perlu menentukan target dalam menyelesaikan naskahnya. “Jangan bermalas-malasan dalam menulis buku puisi,” kata dia.

Selain itu, menurut Ika, penulis pemula kerap mengalami writer block, hal ini juga yang pernah ia alami dalam proses menulis. Menurut dia, saat mengalami writer block, penulis perlu usaha lebih untuk mencari inspirasi dan motivasi. “Cari motivasi itu dalam diri kita, lakukan hal apa pun yang membuat kita nyaman, senyaman mungkin cari inspirasi itu, pasti akan muncul ide-ide yang cemerlang,” ujarnya.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image