Meneladani Rasulullah SAW dari Berbagai Sisi

Khazanah  
Ustadz Hamdi Sholeh Al-Bakry Lc mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jumat (7/10/2022).
Ustadz Hamdi Sholeh Al-Bakry Lc mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jumat (7/10/2022).

DESTINASI – Rasulullah SAW adalah teladan dalam seluruh aspek kehidupannya. Seperti ditegaskan dalam salah satu ayat Aquran, bahwa sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW terdapat keteladanan yang baik. Bahkan, keteladanan Rasulullah SAW tidak hanya dalam bidang tertentu saja, melainkan dalam berbagai bidang.

“Kita bisa dan perlu meneladani Rasulullah SAW dari berbagai sisi,” kata Ustadz Hamdi Sholeh Al-Bakry Lc saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jumat (7/10/2022). Pengajian rutin hari Jumat itu mengangkat tema “Ketaladanan Nabi Muhammad SAW”.

Pertama, kata Ustadz Hamdi, Rasulullah sebagai seorang ayah. Nabi Muhammad sangat menyayangi anak dan cucunya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dikisahkan, pada suatu hari Nabi Muhammad mencium cucunya. Ciuman yang sangat mesra. Seorang sahabat terheran-heran, dan mengatakan bahwa ia punya 10 anak, tapi pernah sekalipun ia mencium anak-anaknya.

Nabi lalu berkata, “Orang yang tidak suka memberikan kasih saying kepada orang lain, ia tidak akan disayang.”

Dalam haditsnya yang lain, Rasulullah SAW menegaskan, “Sayangilah makhluk Allah yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi makhluk Allah yang ada di langit. (maksudnya didoakan oleh malaikat).”

“Nabi Muhammad memberikan keteladanan yang sebaik-baiknya untuk menjadi seorang ayah dan kakek. Ia merupakan sosok yang sangat menyayangi anak dan cucunya,” ujar Ustadz Hamdi.

Tak hanya itu, kata Ustadz Hamdi, Nabi Muhammad juga mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik kepada seluruh makhluk yang ada di dunia ini, termasuk hewan. Rasulullah mengajarkan, apabila hendak menyembelih hewan, hendaknya pisaunya diasah setajam mungkin. Tujuannya agar tidak menyakiti hewan tersebut. “Kalau kepada hewan saja kita disuruh berbuat baik, apalagi kepada sesama manusia,” kata Ustadz Hamdi.

Kedua, Rasulullah adalah teladan sebagai seorang suami. Nabi menegaskan. “Orang terbaik di antara kamu adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan ketahuilah bahwa aku adalah orang yang terbaik kepada keluargaku.”

Ustadz Hamdi menegaskan, mencontoh Rasulullah SAW, seorang Muslim hendaknya selalu berbuat baik kepada istri dan anak-anaknya. Sebab, merekalah orang yang paling dekat dengannya. “Orang yang makin dekat dengan kita, yakni suami/istri dan anak adalah orang yang paling berhak (harus diutamakan) untuk mendapatkan kebaikan dari kita,” ujarnya.

“Rasulullah sangat menyayangi istri-istri beliau. Tak hanya itu. Beliau juga sangat sabar dalam melayani istri-istrinya,” papar Ustadz Hamdi.

Ketiga, keteladanan Rasulullah sebagai seorang anak. Rasulullah megajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua, baik saat keduanya masih hidup maupun setelah keduanya wafat. “Beliau mencontohkan dengan cara berziarah kubur ke makam ibundanya, Siti Aminah. Di sana beliau menangis, dan kemudian mendoakan almarhum ibunya.”

Suatu hari ada sahabat yang bertanya, bahwa ibunya telah meninggal dunia, dan ia tidak berada di sampingnya saat Sang Ibu wafat. “Apakah bisa aku bersedekah untuknya?” tanya orang tersebut. Kata Nabi, “Bersedekahlah.” Nabi menegaskan, bahwa sedekah kepada almarhum orang tua, pahala/kebaikannya akan sampai kepada mereka.

Ustadz Hamdi mengajak para jamaah untuk selalu berbakti kepada orang tua, antara lain bersedekah atas nama orang tua. Ia mengingatkan, “Ada orang yang dang dapat warisan dari orang tua, tapi tidak pernah berpikir untuk bersedekah atas nama orang tua. Padahal harta warisan itu ia dapatkan dari orang tuanya yang kini sudah almarhum (meninggal dunia).”

Selain sedekah untuk orang tua, hal yang hanya diingatkan oleh Ustadz Hamdi adalah pentingnya anak selalu memohonkan ampunan untuk orang tua setiap hari.

Keempat, keteladanan Rasulullah SAW sebagai seorang pemimpin. Ustadz Hamdi mengemukakan, banyak sekali contoh keteladanan Rasulullah SAW sebagai seorang pemimpin. Salah satu di antaranya adalah kisah berikut ini.

Suatu hari ada seorang ibu tua yang mempunyai kekurangan secara fisik dan berkata bahwa ada sesuatu yang ingin dia sampaikan kepada Rasulullah.

Rasulullah berkata lembut kepadanya, “Wahai Ibu Fulan, silakan pilih di tempat mana engkau ingin membicarakan urusanmu denganku.”

“Wanita itu kemudian menunjuk suatu jalan yang sepi. Rasulullah mendengarkan sampai wanita tua itu selesai berbicara. Ini contoh keteladanan yang luar biasa sebagai pemimpin,” kata Ustadz Hamdi.

Kelima, keteladanan Rasulullah sebagai hamba Allah. “Profesi manusia yang paling tinggi adalah sebagai hamba Allah. Apapaun profesi kita, hendaknya kita merujuk kepada profesi yang paling tinggi tersebut, yakni sebagai hamba Allah. Rasulullah telah menunjukkan keteladanan yang luar biasa sebagai hamba Allah,” kata ustadz Hamdi.

Ia lalu mengutip salah satu hadits yang dikisahkan oleh istri Nabi, Siti Aisyah. Menurut Aisyah, Rasulullah kalau melaksanakan shalat malam (qiyamullail), beliau berdiri lama sekali sampai kakinya sakit dan bengkak. Padahal Rasulullah SAW adalah manusia yang dijamin masuk surga, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan dating, dan di akhirat nanti pintu suarga tidak akan dibuka sebelum Nabi mengetuk pintu tersebut.

Aisyah berkata kepada Nabi, mengapa beliau melaksanakan ibadah begitu lama, padahal Nabi termasuk orang yang ma’shum (terpelihara dari dosa), serta seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang diampuni oleh Allah. Apa jawab Nabi? “Waha Aisyah, tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?"

“Jadi, bagi Nabi, ibadahnya bukan lagi sekadar kewajiban, tapi sudah mencapai tahap syukur. Inilah sebagian keteladanan Nabi untuk kita contoh dan ikuti,” kata Ustadz Hamdi.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image