Prof Rokhmin Dahuri: Peran Blue Economy Makin Meningkat

Umum  
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menyampaikan materi pada Webinar Nasional “Akselerasi Pembangungan Blue Economy Melalui Penyiapan Tenaga Kerja Terdidik Dan Kompeten” yang diadakan oleh Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Selasa (11/10/2022).
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menyampaikan materi pada Webinar Nasional “Akselerasi Pembangungan Blue Economy Melalui Penyiapan Tenaga Kerja Terdidik Dan Kompeten” yang diadakan oleh Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Selasa (11/10/2022).

DESTINASI – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengatakan peran Blue Economy (Ekonomi Biru) kini makin meningkat. “Peran Blue Economy semakin meningkat dalam pembangunan ekonomi dan peradaban manusia,” kata Prof Rokhmin Dahuri pada Webinar Nasional “Akselerasi Pembangungan Blue Economy Melalui Penyiapan Tenaga Kerja Terdidik Dan Kompeten” yang diadakan oleh Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Selasa (11/10/2022).

Ia mengemukakan alasan. “Seiring dengan pertambahan penduduk dunia dan daya beli (kualitas hidup)-nya, maka, permintaan (demand) terhadap bahan pangan, sandang (serat), bangunan (rumah dan gedung), farmasi, kosmetik, energi, bahan tambang, mineral, bahan (komoditas) lainnya, ruang hidup (living space), dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) akan terus meningkat,” ujar Prof Rokhmin yang juga ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara).

Sementara itu, kata dia, kapasitas ekosistem daratan (terrestrial) dalam menyediakan (memproduksi) segenap kebutuhan (demand) diatas semakin menurun akibat: (1) konversi ekosistem hutan dan lahan pertanian menjadi land use lain (kawasan pemukiman, perkotaan, industri, infrastruktur); (2) pencemaran; (3) biodiversity loss dan keruskan lingkungan lain; dan Perubahan Iklim Global (Global Warming).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Prof Rokhmin menambahkan, sekitar 72 persen permukaan bumi berupa laut (marine ecosystem), dan tingkat (intensitas) pemanfaatan ekosistem laut jauh lebih rendah ketimbang di ekosistem daratan. “Fungsi dan peran Blue Economy (Ekonomi Biru), terutama Perikanan Budidaya (Aquaculture), dalam menopang keberlanjutan (sustainability) pembangunan ekonomi dan kehidupan (peradaban) umat manusia akan semakin stratgis dan meningkat,” papar Prof Rokhmin yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2001 – 2004.

Apakah Ekonomi Biru itu? “Ekonomi Biru adalah penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan umat manusia, dan secara simultan menjaga kesehatan serta keberlanjutan ekosistem laut,” kata Rokhmin mengutip World Bank (2016).

Selain itu, mengutip EC (2020), Rokhmin menyebutkan, “Ekonomi Biru adalah semua kegiatan ekonomi yang terkait dengan lautan dan pesisir. Ini mencakup berbagai sektor-sektor ekonomi mapan (established sectors) dan sektor-sektor ekonomi yang baru berkembang (emerging sectors).”

“ Ekonomi biru juga mencakup manfaat ekonomi kelautan yang mungkin belum bisa dinilai dengan uang, seperti Carbon Sequestrian, Coastal Protection, Biodiversity, dan Climate Regulator,” kata Rokhmin mengutip Conservation International ( 2010).

Secara khusus Rokhmin menyebutkan spesifikasi sumber daya mausia (SDM) yang dibutuhkan dalam pembangunan dan bisnis perikanan budidaya (akuakultur). “Pada dasarnya, SDM manusia yang dibutuhkan untuk keberhasilan pembangunan dan bisnis akuakultur adalah SDM yang memiliki kompetensi teknis di setiap subsistem utama (primary subsystems) maupun subsistem pendukung (supporting subsystems). Selain itu, mereka harus memiliki etos kerja unggul (seperti kerja keras, disiplin, teamwork/kolaborasi, dedicated) dan akhlak mulia (seperti jujur, amanah, ikhlas, tidak pendengki, dan saling menyayangi dan membantu),” papar Rokhmin yang membawakan makalah berjudul “Peran MAI Dalam Meningkatkan Keunggulan Komparatif SDM Akuakultur Indonesia”.

Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) menjabarkan peningkatan peran MAI dalam pembangunan SDM akuakultur. Yakni, pelatihan dan pemagangan lulusan S1, diplomasi vokasi, dan SMK supaya lebih siap kerja di bidang pembangunan dan bisnis aquaculture. Dengan materi: (1) kompetensi teknis, (2) manajemen sistem bisnis aquaculture, (3) etos kerja, dan (4) akhlak; sertifikasi tenaga ahli akuakultur; sosialisasi kebijakan dan program pemerintah yang sudah tapt dan benar; dan memberikan masukan (saran) dan kritik membangun kepada pemerintah, swasta, dan masyarakat.

“Selain itu, mendorong terwujudnya Indonesia Aquqculture Incorporated for Indonesia sebagai produsen akuakultur terbesar dan paling kompetitif di dunia secara berkelanjutan,” kata Prof Rokhmin Dahuri.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image