Rahasia Sukses Fatkhul Bahri, Petani Inspiratif dari Kampar

Umum  
Fatkhul Bahri, petani hortikultura asal Sungai Simpang Dua, Kampar Kiri Hilir, Kampar, tampil di webinar inspirasi bisnis Intani seri ke-91, Rabu (19/10/2022).  (Foto-foto: Dok Intani)
Fatkhul Bahri, petani hortikultura asal Sungai Simpang Dua, Kampar Kiri Hilir, Kampar, tampil di webinar inspirasi bisnis Intani seri ke-91, Rabu (19/10/2022). (Foto-foto: Dok Intani)

Destinasi.republika.co.id -- Memiliki lahan pertanian sempit tidak menjadi penghalang bagi petani untuk memperoleh penghasilan yang tinggi. Seperti Fatkhul Bahri, petani hortikultura asal Sungai Simpang Dua, Kampar Kiri Hilir, Kampar - Riau yang sukses mengoptimalkan lahan seluas 2.000 meter persegi untuk menanam tiga komoditas pertanian.

“Tertarik bertani karena terinspirasi bapak mertua. Waktu itu mulai belajar bertani tahun 2010, gagal hingga sekitar tujuh kali, karena memang ilmunya kurang. Saya pikir semakin banyak pupuk akan tumbuh bagus ternyata malah mati,” terang Bahri sambil tertawa mengingat momen awal ia bertani, Rabu(19/10/2022).

Mengawali paparannya sebagai narasumber inspiratif pada webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 91 yang ditayangkan via daring zoom dan streaming di TANITV, Bahri(36) mengisahkan baru mulai bertani secara mandiri di tahun 2011, dengan menggunakan lahan desa yang dikhususkan untuk pertanian.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Jadi desa saya itu ada lahan seluas delapan hektar yang memang diperuntukkan bagi warganya untuk pertanian dengan sistem ganti rugi ke desa. Saya memanfaatkan lahan seluas 2.000 meter persegi, untuk tanam jagung awalnya,” ujarnya.

Fatkhul Bahri sukses mengoptimalkan lahan seluas 2.000 meter persegi untuk menanam tiga komoditas pertanian.
Fatkhul Bahri sukses mengoptimalkan lahan seluas 2.000 meter persegi untuk menanam tiga komoditas pertanian.

Seiring berjalan waktu, Bahri mulai bertani dengan sistem tumpang sari dengan jeruk nipis dan buah naga. Menurut Bahri, dengan tiga komoditas ini bisa menghasilkan income harian dan bulanan.

“Jeruk nipis usia 6-8 bulan sudah bisa panen terus-menerus. Begitu juga dengan buah naga setiap dua bulan bisa panen,” jelasnya.

Bahri mengatakan, ia menanam 150 batang jeruk nipis dan 25 batang buah naga. Bahkan di awal bertani, Bahri berinisiatif menanam jeruk nipis banyak di lahannya. Ia ditertawakan beberapa rekan petaninya.

“Pertama diketawain, ‘gila kamu ya, buat apa tanam jeruk nipis banyak-banyak, memang ada pasarnya?’. Alhamdulilah saya buktikan dengan hasil, sekarang panen dua hari sekali 60-70 kg dengan harga 5.000 rupiah per kg. Dari situ jadi berbalik arah, mereka jadi tanya ke saya bagaimana budidayanya, cari pasarnya,” ujar Bahri sambil tertawa.

Bahri menuturkan menanam 4.000 batang jagung manis bisa panen hingga 800-900 kg dalam 65 hari dengan harga Rp 4.500 per kg, sedangkan untuk buah naga setiap panen bisa mencapai 300-400 kg dengan harga Rp 25.000 per kg. Selain itu ada income lain setiap dua minggu sekali dari usaha budidaya pembibitan sawit.

“Ada empat rekan petani yang berkolaborasi dengan saya. Saya bina mereka untuk tanam dengan sistem tumpang sari juga. Saya arahkan juga untuk membuat jadwal tanam yang berbeda, sehingga tidak terjadi penumpukan produksi panen yang bisa menyebabkan harga komoditi menurun,” terangnya.

Dengan sistem tanam yang terjadwal, menurut Bahri, selain bisa menjaga kestabilan harga pasar juga bisa panen secara terus menerus sehingga pendapatan juga terus ada bagi petani. Bahri juga mengatakan sudah menggunakan 70 persen pupuk organik dalam budidayanya. Karena, ia bertani di lahan gambut yang membutuhkan penanganan ekstra untuk mengatur ph tanah dan kontrol airnya.

Aris Eko Sedijono, selaku pengurus Intani dan host menyampaikan hal penting yang perlu digarisbawahi yaitu kecerdasan Bahri dalam mengelola sistem tanam terjadwal dan mencari pasar komoditas yang dianggap kurang laku di pasaran.

Di akhir webinar, Bahri menyampaikan prinsipnya untuk sukses bertani dengan lahan sempit dan bisa menghasilkan income yang maksimal yaitu mengoptimalkan lahan dengan menanam komoditas yang menarik serta banyak belajar untuk mengingkatkan produktivitas. “Intinya harus berani mencoba. Kalau tidak mencoba sekarang, tidak akan ada kesempatan lain lagi,” pungkas Bahri.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image