Rokhmin Dahuri Terima Gelar Profesor Kehormatan dari Shinhan University Korea Selatan
Pendidikan dan Literasi
Destinasi.republika.co.id—Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menerima anugerah Profesor Kehormatan (emeritus) dari Department of International Development Cooperation Shinhan University, Korea Selatan. Acara tersebut diadakan di Shinhan University Ebenezer Hall, Seoul, Selasa (8/11/2022). Gelar Profesor Kehormatan itu disematkan oleh Presiden Shinhan University Dr Kang Sung-jong.
Sebelumnya, dalam surat undangannya, Dr Kang Sung-jong mengemukakan, Dr Rokhmin Dahuri dinilai telah memberikan pencapaian yang luar biasa dalam dua perannya sebagai praktisi dan akademisi, yakni menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dan sebagai profesor di universitas (IPB University). Rokhmin, yang menjabat sebagai Duta Besar Kehormatan Propinsi Jeju, Korea Selatan, juga dinilai telah berjasa besar dalam memperkuat hubungan kerja sama persahabatan antara Korea Selatan dan Indonesia.
Dalam sambutannya seusai menerima penganugerahan tersebut, Prof Rokhmin mengatakan,”Sebuah kebahagiaan dan kehormatan bagi saya menerima anugerah Profesor Kehormatan dalam bidang Pembangunan Berkelanjutan dari perguruan tinggi terkemuka seperti Seinhan University.”
Rokhmin juga mengatakan, ia akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi dalam upaya kolaboratif, terpadu, dan berkelanjutan dengan semua pemangku kepentingan untuk menjadikan Unversitas Shinhan sebagai salah satu Universitas Kelas Dunia dalam waktu dekat.
“Kontribusi saya akan berupa pengajaran, penelitian, inovasi dan kerja sama internasional di bidang Pembangunan Berkelanjutan termasuk Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Teknologi Industri 4.0, dan Sciences of Our Changing Planet Earth,” kata Rokhmin yang datang ke Korea Selatan bersama istrinya, Dr Pigoselpi Anas MSi.
Pada kesempatan tersebut, Rokhmin yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) mengawali pidatonya dengan mengupas sejarah singkat Kapitalisme (Paradigma Pembangunan Konvensional) yang pada awalnya berhasil membuat perekonomian dunia tumbuh sangat pesat. Namun kenyataannya, sampai saat ini kapitalisme belum mampu mengangkat warga dunia dari kemiskinan, bahkan kesenjangan antara yang kaya dan miskin makin dalam.
Setelah itu, Rokhmin mengemukakan pentingnya beralih dari Kapitalime ke Ekonomi Hijau dan Biru (Ekonomi Sirkulas). Ekonomi Sirkular, maksudnya material digunakan kembali, diproduksi ulang atau didaur ulang yang secara signifikan dapat mengurangi limbah dan emisi karbon. Ekonomi Sirkular membuat peralihan untuk memperpanjang masa pakai produk, menggunakan kembali, dan mendaur ulang untuk mengubah sampah menjadi produk dan kekayaan yang bermanfaat.
“Dengan menerapkan generasi Teknologi Industri 4.0 termasuk Artificial Intelligence, Internet of Things, nanoteknologi , bioteknogi , dan energi terbarukan, Ekonomi Sirkular akan membangun ekonomi rendah karbon, hemat sumberdaya, dan kompetitif di abad ke-21,” ujarnya.
Ia menambahkan, “ Dan indikator kesuksesan para pemimpin (presiden, gubernur, bupati/walikota, anggota parlemen dan para CEO) tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi (seperti Produk Domestik Bruto, nilai ekpor dan infrastruktur), tapi juga kesejahteraan masyarakat, keadilan dan kualitas lingkungan dan keberlanjutan.”
Di akhir pidatonya, Rokhmin tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr Kim BoHyuk dan Prof Kim Sooil yang telah memfasilitasi acara pemberian gelar Profesor Kehormatan dari Shinhan University bagi dirinya. Ia juga menyampaikan apresiasi terdalam kepada istrinya, Dr Pigoselpi Anas yang selalu sabar, ikhlas dan setia mendukung kehidupan dan karirnya.
Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.
Terpopuler
-
#1
-
#2
-
#3
Topic Pilihan
