Masjid Raya Paris Jadi Incaran Turis

Wisata  
Wisatawan Muslim (Muslim traveller) asal Indonesia berfoto di depan Masjid Raya Paris. (kredit foto: Dok Adinda Azzahra Tour)
Wisatawan Muslim (Muslim traveller) asal Indonesia berfoto di depan Masjid Raya Paris. (kredit foto: Dok Adinda Azzahra Tour)

Paris tidak hanya kaya dengan tempat-tempat romantis yang selalu mengundang datangnya turis. Bagi witawasan Muslim (Muslim treveller) yang datang ke Paris, ada satu tempat yang tidak akan mereka lewatkan. Tempat tersebut adalah Masjid Raya Paris, yang dalam bahasa Perancis dinamakan Grande Mosquee de Paris. Masjid tersebut berlokasi di 2bis Place du Puits de l'Ermite, 75005 Paris, Prancis.

Berdiri di atas tanah seluas 7.500 meter persegi, Masjid Raya Paris memiliki ruang shalat bagi pria dan wanita, tempat berwudhu, madrasah, perpustakaan, ruang seminar, taman bunga bernuansa Arab seluas 3.500 meter persegi serta sebuah restoran, dan ruang untuk melakukan hamam (mandi uap atau sauna yang terkenal dengan nama Turkish Bath).

Masjid Raya Paris dibangun usai Perang Dunia I sebagai penghormatan kepada 100.000 pejuang imigran Muslim dari Maroko dan Aljazair yang turut gugur berperang melawan pasukan Jerman, dalam sebuah pertempuran yang berlangsung di daerah pebukitan utara Kota Verdun-sur-Meuse, di wilayah bagian utara-timur Perancis pada 1916. Ahmad Al Alawi (1869-1934), seorang Sufi Aljazair dan pendiri salah satu ajaran Sufi modern Darqawiyya Alawiyya, cabang dari Shadhiliyya, menjadi imam shalat pertama dalam peresmian masjid tersebut tanggal 15 Juli 1926. Peresmian Masjid Raya Paris dihadiri presiden Perancis, Gaston Doumergue, dan seorang Sultan Maroko yang bernama Moulay Youssef. Society of Habous and the Holy Places of Islam besutan seorang pemimpin keagamaan asal Algeria, Si Kaddour Benghabrit, terbentuk pada Februari 1917. Mereka dipercayai untuk melaksanakan pembangunan dan mengelola Masjid Raya Paris, yang merupakan masjid pertama dibangun di Perancis dan merupakan masjid terbesar di Eropa Barat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Saat perang dunia ke 2, Jerman menduduki Paris antara tahun1940–1944, masjid ini dijadikan sebagai tempat berlindung keluarga dan anak-anak Yahudi. Saat itu umat Yahudi dilindungi di dalam masjid, mereka diberikan kartu identitas yang menyatakan bahwa mereka Muslim. Sekitar 500 hingga 1.600 umat Yahudi Afrika Utara dan Eropa diselamatkan dari pembantaian Nazi pada saat itu.

Masjid Raya Paris bergaya Spanyol-Maroko. Hal itu tak mengherankan, karena arsitektur masjid tersebut terinspirasi Masjid Al Hambra Spanyol.

Masjid Raya Paris memiliki menara setinggi 33 meter. Dari atas menara inilah, suara adzan berkumandang memanggil orang-orang untuk menaundaikan shalat lima waktu. “Suaranya membahana keempat penjuru langit Perancis, memanggil para Muslim Perancis maupun Muslim traveler atau wisatawan Muslim yang datang ke Paris untuk menunaikan shalat di masjid tersebut,” kata Direktur Utama Adinda Azzahra Tour, Priyadi Abadi .

Yang menarik, kata dia, ternyata Masjid Raya Paris tidak hanya dikunjungi oleh para wisatawan Muslim, tapi juga wisatawan umum dari berbagai Negara, termasuk benua Amerika dan Eropa. Hal itu dikarenakan Masjid Raya Pareis bukan hanya sebagai pusat ibadah Muslim di Perancis, melainkan juga sebagai pusat Islam di Eropa.

Direktur Utama Adinda Azzahra Tour, Priyadi Abadi. (kredit foto: Dok Adinda Azzahra Tour)
Direktur Utama Adinda Azzahra Tour, Priyadi Abadi. (kredit foto: Dok Adinda Azzahra Tour)

Menurut Priyadi Abadi, Masjid Raya Paris masuk dalam kalendar of event atau itinerary perjalanan tour dari segala penjuru dunia. “Termasuk, alhamdulillah dari Indonesia sejak adanya tour Muslim yang dibuat oleh travel Muslim Indonesia, sehingga mendorong maraknya wisata Muslim dari Indonesia ke mancanegara,” kata penulis buku “Muslim Traveller Solutions” itu.

Ia menambahkan, wisatawan Muslim maupun wisatawan umum dari Indonesia maupun negara-negara lain pasti menjadikan Masjid Raya Paris sebagai salah satu tujuan utama mereka. “Karena masjid ini bukan hanya sebagai tempat ibadah umat Muslim namun juga menjadi obyek wisata bagi turis non-Muslim untuk bisa menikmati arsitektur bangunan yang unik seperti pada Istana Alcazar Sevilla, Spanyol dan juga konon katanya, Universitas al-Qarawiyyin di Fes, Moroko merupakan model dari bangunan masjid tersebut,” ujar Priyadi.

Karena itu, tak heran kalau dikatakan Masjid Raya Paris jadi incaran para turis yang datang ke Paris, Perancis. Semoga Covid-19 segera berlalu, dan kita berkesempatan untuk melawat ke Perancis. Salah satunya adalah menikmati syahdunya shalat berjamaah di Masjid Raya Paris.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Irwan Kelana adalah cerpenis, novelis, wartawan dan penikmat travelling.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image